Jumat, 13 Maret 2015

Pak Zarkoni salah satu guru bisnis saya (tulisan Pak Heksa www.heksaaguss.com

Kali ini saya ingin menulis cerita tentang seseorang yang telah memberikan ide besar pada saya untuk bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari usaha pokok yang telah saya jalankan. Beliau adalah seorang pemilik warung makan yang bernama Pak Zarkoni. Disini saya tidak akan menuliskan secara terperinci tentang siapa beliau, dimana beliau tinggal dan sebagainya karena sebelum saya menuliskan tulisan ini di blog ini, saya pernah mengajak beberapa orang untuk datang “berguru” kepada beliau tetapi beliau-nya sepertinya kurang berkenan. Bukan masalah tidak mau mengajari atau tidak mau berbagi, tetapi beliau tidak mengerti apa itu istilah mentoring dan merasa tidak nyaman jika ada orang orang yang datang untuk kemudian memakai istilah “mau belajar” padanya, harap dimaklumi, biar saya nggak kena marah lagi he he he … lanjut  yaaa …
Warung makannya sangat sederhana, disitu beliau jualan nasi rames-an dan berbagai macam minuman, sekilas tampak kasihan kalau lihat pasangan suami istri ini melayani pembeli. Selain karena usianya yang sudah tua juga karena banyaknya pembeli dengan berbagai latar belakang yang kadang tidak sopan dan sering kelewatan dalam bercanda. Tetapi itulah pasangan Pak Zarkoni dan Ibu, 2 orang yang selalu sabar dan menaruh rasa hormat pada siapapun pelanggan yang datang di warungnya.
Sebetulnya saya tidak terlalu akrab dengan beliau ini, karena saya juga baru beberapa kali makan ditempat ini, tetapi yang namanya keberuntungan bagi saya, suatu ketika sesaat setelah saya dan QQ anak saya berhenti untuk makan, kebetulan saat itu musim hujan dan terjadi hujan yang sangat deras. Koq ya kebetulan saya tidak membawa manthol makanya saya bisa sedikit lama disitu sambil meunggu hujan reda, saya bilang sama beliau “Maaf Pak, kami numpang berteduh dulu, soalnya nggak bawa manthol” dan beliaupun menjawab “SIlahkan, kasihan anaknya nanti kehujanan” dan kamipun berteduh disitu sambil menunggu hujan anginnya reda.
Sesaat setelah kami berpindah tempat duduk dibagian depan warung, kemudian beliau keluar juga dan duduk berhadap-hadapan dengan kami. Tampak beliau membawa sebuah kertas gulungan yang cukup besar yang dimasukan dalam sebuah plastik dn beberapa kali menengok keluar sambil memperhaikan hujan yang semakin deras. Lalu saya tanya sama beliau “Mau kemana Pak ?” dan diapun menjawab “Nggak kemana mana nak, nunggu rang proyek mau ambil gambar rumah ini”, sambil menunjukan guluangan kertas yang dibawanya. Mulai disini obrolan pun berlanjut sampai saya menemukan sebuah pengalaman menarik yang saya pegang sampai sekarang, bagi saya ini sebuah “ilmu bisnis” yang luar biasa.
Pembicaraan dimulai dengan keluhan dari Pak Zarkoni karena disuruh memeriksa gambar bangunan dari pihak proyek, dia mengatakan bahwa dirinya sama sekali nggak paham koq disuruh memeriksa, sambil senyum senyum beliau katakan “saya sih tahunya baik sajakan nak, kalau disuruh memeriksa gambar seperti ini ya saya tidak paham”. Dan pembicaraanpun berlanjut sampai saya menceritakan bahwa sebaliknya jika beliau baru saja membeli dan meronavasinya saya justru sedang dalam proses menjual rumah saya karena waktu itu saya sedang mengalami kondisi yang tidak mengenakan dalam hidup saya.
Saya ceritakan pada beliau bahwa saat ini saya sedang bermasalah dengan usaha saya (bengkel bubut) dan saya harus menjual rumah saya dulu untuk menutupi sebagian pinjaman saya di Bank. Dan beliaupun tidak banyak bertanya tentang situasi sulit saya, beliau hanya menasehati saya untuk bersabar dan memperbanyak ibadah dan kemudian beliau juga bercerita pengalamannya memulai usaha dan jatuh bangun juga seperti apa yang saya alami. Mulai dari sini banyak pelajaran berharga yang saya dapatkan dari beliau ini dan salah satunya akan saya tuliskan dalam artikel ini.
Setelah banyak cerita beliau sampaikan tentang perjalanan hidupnya yang juga penuh lika-liku itu, kemudian dia mulai menceritakan tentang sebuah strategi bisnis yang dipakai-nya untuk mendapatkan lebih banyak penghasilan dan bisa menabung. Beliau membuka tips ini dengan sebuah pertanyaan pada saya “Ngene nak, aku iso tuku omah iki ora mergo nyelengi mboko sithik seko hasile warung iki, soale hasile warung iki yo ming cukup nggo mangan ambendhino ro ngragati sekolah anak anak … ning aku iso tuku omah kuwi yo mergo ono warung iki …. looo aneh to, bingung ra kowe” kalau dibahasa Indonesiakan kurang lebih artinya “Begini nak, Saya bisa membeli rumah ini bukan karena menabung sedikit demi sedikit dari hasil warung ini, karena hasil dari warung yo hanya cukup buat makan setiap hari dan membiayai anak anak sekolah … tapi saya bisa membeli rumah itu ya karena ada warung makan ini … laaa aneh kan, bingung nggak kamu”.
Dan karena belum paham maka saya bilang saja “Yo jelas Pak, gimana itu ceritanya Pak ?”. Lalu dengan ketawa lebar beliau bilang “ono rahasiane he he he … nganggo ilmu nguping, rodo ra sopan pancene ning yo piye meneh wong kahanan, sik penting ora dinggo sik aneh aneh” kita terjemahkan lagi ya ha ha ha … “Ada rahasianya he he he … pakai ilmu pasang telinga, memang sedikit tidak sopan tapi ya bagaimana lagi, semua karena keadaan, yang penting tidak dipakai untuk yang tidak semestinya”
Diceritakannya bahwa dia mendapatkan nasehat ini juga dari temannya yang punya bengkel sepeda, pikiran beliau sebelumnya pun sama dengan saya. Beliau mengatakan (maaf) “masak hanya buka bengkel sepeda koq bisa nyekolahkan anak sampai kuliah”, ternyata setelah beliau bertanya tanya ada hal lain yang bisa dimanfaatkan dari bengkel sepedanya yang bisa menambah penghasilan jauh lebih besar daripada hasil bengkel itu sendiri yaitu memanfaatkan banyaknya pengunjung yang datang untuk kemudian dicarikan apa yang dibutuhkannya, demikian istilah yang beliau pakai. Darimana datangnya uang ? ya dari selisih harga atau komisi, dan pada kenyataannya hasil itu jumlahnya jauh lebih besar dari hasil bengkel sepedanya itu. Dan itulah yang kemudian dipakai oleh beliau untuk menambah penghasilan.
Lalu beliaupun menerapkan dalam kesehariannya, Pak Zarkoni pun mulai “memasang telinganya” setiap hari dan mencoba mencari tahu apa saja yang sedang dicari oleh sebagian konsumen yang mampir di warung makannya. Mulai dari yang cari burung kicauan, cari sepeda motor, cari kost, cari kontrakan sampai ke yang cari rumah atau tanah. Beliau menyampaikan pada saya, kalau mau buka usaha baru, bukalah usaha yang mendatangkan banyak orang, bangun kedekatan dengan mereka dan berkomunikasilah dengan setiap pelanggan dengan baik. Inti dari usaha sampingan ini hanyalah maklaran, tetapi cara mengemasnya yang berbeda. Setiap orang bisa menjadi maklar, tetapi kalau tidak ada pokoknya akan repot juga untuk keseharian. Makanya harus dibangun dulu usaha pokoknya dan dengan memanfaatkan usaha pokok itu kita bisa mulai mencari tambahan dengan menjadi pearntara ini. Dengan adanya usaha pokok ini juga menjadikan kita lebih dipercaya oleh orang orang yang sedang mencari sesuatu dan meminta bantuan kita. Demikian kurang lebih inti nasehat dari Pak Zarkoni pada saya.
Seiring berjalannya waktu saya juga melakukan hal ini, dan ternyata memang benar apa yang beliau bilang pada saya waktu itu. Terakhir saya mendapatkan penghasilan tambahan dari pembelian sebuah mobil dari konsumen saya yang datang ke CV Margo Kaos untuk order kaos. Berawal dari ceritanya konsumen saya ini, maka kemudian saya sanggupi untuk membantu mencarikannya. Kalau sudah rejeki takkan kemana, yang penting kita niat usaha dan jujur saja. Dan masih banyak lagi contoh contoh lainnya, baik yang berupa barang yang berhubungan dengan usaha saya maupun tidak behubungan sama sekali dengan usaha saya seperti halnya mobil itu tadi.
Dan fakta menarik lainnya yang bisa saya sampaikan disini adalah ternyata apa yang dilakukan oleh Pak Zarkoni dan temannya yang punya bengkel sepeda itu tadi, dan juga saya yang kemudian ikut melakukan ini, juga banyak sekali dilakukan oleh pelaku usaha lainnya. Tidak sedikit dari mereka yang kemudian mau mengakui bahwa usaha sampingan sebagai perantara atau maklar ini pada akhirnya akan mendatangkan penghasilan yang jauh lebih besar dari usaha pokoknya, namun demikian usaha pkoknya tetap harus dipertahankan karena dari usaha pokok inilah calon konsumen kita datang dan punya kepercayaan lebih kepada kita.
Pelajaran menarik yang saya dapatkan dari Pak Zarkoni ini adalah tentang pengelolaan keuangan, dikatakannya bahwa sejak usaha warung nasi rames-an ini didirikan beberapa tahun yang lalu, seluruh keuangan dikella leh istrinya. Hasil hasil dari maklaranpun juga seratus persen langsung diserahkan ke istrinya. Rata rata wanita lebih tertib dan disiplin dalam hal pengelolaan uang ini. Dan yang utama dengan cara ini pengeluaran kita akan terkontrl dengan baik dan jauh dari mengeluarkan sesuatu untuk yang tidak perlu. Diskusikan setiap pengeluaran dengan istri dan sebaliknya jika istri akan mengeluarkan sesuatu maka wajib baginya untuk mendiskusikan dulu dengan suami.
Saya akhiri dulu tulisan ini, mohon maaf kalau penyajiannya belepotan karena saya memang bukan seorang ahli dibilang menulis he he he … saya berharap tulisan ini ada manfaatnya untuk Anda semuanya yang kebetulan menemukan artikel ini.

1 komentar:

  1. ID
    Wah rajin dan disiplin mengelola keuangan dari sedikit menjadi bukit.
    ISO 9001

    BalasHapus

Silakan tinggalkan pesan disini,..!