Jumat, 15 Agustus 2014

Pangkalan Koto Baru pernah Menjadi Pelabuhan Utama Minangkabau

Sekitar abad 18 hingga awal abad 20 masehi, Pangkalan Kotobaru merupakan pelabuhan utama Minangkabau bagian timur menuju Selat Malaka. Bahkan mengalahkan pelabuhan Muara Padang.
Hasil perkebunan, hasil tambang dan hasil hutan Minangkabau dikumpulkan di Sarilamak, kini ibukota Kabupaten Limapuluh Kota, kemudian diangkut menggunakan kuda beban ke Pangkalan Kotobaru. Christine Dobbin dalam buku Kebangkitan Islam Dalam Ekonomi Petani Yang Sedang Berubah, Sumatera Tengah, 1784-1847 INIS, Jkt 1992 mencatat bahwa pedagang Pangkalan kemudian menggunakan perahu kajang (perahu berukuran 2 x 20 meter beratap daun palam)  membawa komoditi tersebut melayari Batang Mahat masuk ke Batang Kampar terus ke Taratak Buluh, Kuntu, Lipat Kain, Pangkalan Kerinci, Pangkalan Kuras, Pangkalan Kapas, Pangkalan Indarung, Palalawan sampai ke Kuala Kampar di bibir Selat Malaka.
Hasil hutan dijual kepada pedagang dari Arab, Inggris, Amerika dan Cina atau diteruskan ke Penang dan Melaka, pelabuhan yg dibangun Inggris tahun 1786. Untuk menguasai jalur perdagangan inilah maka penjajah Belanda membangun jalan raya Kelok Sembilan dari Sarilamak ke Pangkalan Kotobaru. Pada tahun 1932, pembangunan jalan diteruskan ke Taratak Buluh dan berlanjut ke Logas dengan mengerahkan tenaga kerja paksa. Itu sebabnya jalan pertama dari Sumatera Barat ke Riau tak langsung ke Pekanbaru melainkan ke Taratak Buluh.
sumber : http://kotoalam.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan pesan disini,..!