Sabtu, 19 Oktober 2013

Meneladani Totalitas Pelatih Indra Sjafri


Beberapa hari belakangan ini masyarakat Indonesia ramai membicarakan tentang kesuksesan Timnas U-19 memperoleh piala AFF U-19, tidak berhenti sampai disana masyarakat indonesia di buat terkagum – kagum tatkala Timnas U-19 mampu mempecundangi Timnas Korea Selatan dengan skor 3-2 pada ajang  kualifikasi Piala Asia AFC U-19Berita tentang Timnas muda ini seakan mampu menjadi obat penawar ketika Timnas Indonesia paceklik gelar selama hampir 24 tahun dan  sebagai “Oase” di kala ramainya pemberitaan – pemberitaan yang selalu membuat  hilangnya rasa optimisme berkebangsaan dinegeri ini, betapa tidak,  rakyat Indonesia setiap harinya disuguhkan dengan berita – berita tentang kebejatan pejabat di negeri ini,  mulai dari pucuk pimpinan Peradilan hukum tertinggi di Indonesia yang tertangkap tangan menerima suap, Pegawai BPK yang merencanakan pembunuhan terhadap istri mudanya dan pemberitaan – pemberitaan lainnya yang selalu saja membuat otak mumet dan melahirkan sentimen negatif dan  pesismisme terhadap negeri ni.

Adalah Ia sosok Indra Sjafri beserta pasukan garuda mudanya yang saat ini di puja-puja di seluruh pelosok negeri, merupakan sosok-sosok manusia Indonesia yang sesungguhnya, manusia paripurna yang patut diambil sebagai contoh tauladan dalam hal  memahami nilai - nilai patriotisme, optimisme,  kerja keras, pantang menyerah dan berserah diri pada Allah SWT.
Masih terbayang dalam ingatan kita bagaimana pasukan garuda  muda berjuang membela merah putih tanpa kenal lelah, mereka berlarian selama 90 menit bahkan sampai 120 menit di tengah lapangan, tidak ada satupun dari mereka yang hanya berjalan – jalan saja di lapangan,  semangat mereka meledak – ledak, spartan dalam menyerang dan mengurung pertahanan tim lawan.

Kita disuguhkan tontonan bak penampilan tiki takanya Barcelona, permainan bola ciamik dengan umpan – umpan pendek dari kaki  ke kaki, memaksimalkan perolehan Ball Position dan ketika ada celah, langsung menusuk jantung pertahanan tim lawan.
Jiwa kita menggelegak, mengharu biru, ikut terbawa emosi kala tim merah putih berhasil memperolah kemenangan, tanpa ada yang mengomando, jutaan warga negara Indonesia melakukan tarian “Flash mop”  massal seantero negeri ini,  meneriakkan “goooool”  bersama, lalu berjingkrakan didepan televisi dan layar – layar lebar yang dipasang  ketika Evan Dimas dan kawan – kawannya berhasil  menyarangkan si kulit bundar kegawang tim lawan.
Kembali ke sosok pelatih Timnas U – 19, Indra Sjafri, Ia adalah sosok  yang telah mampu menebarkan energi positif kepada seluruh  warga Negara Indonesia, energi yang menyadarkan kita semua bahwa kita dalah bangsa yang besar dan patut di disegani negara lain,  dan itu semua membuat kami bangga terhadap Indonesia.  Kerja kerasnya dalam membangun tim, yang di mulai dengan blusukan ke daerah- daerah terpencil sehingga menemukan talenta – talenta muda berbakat seperti gelandang zulfandi dari bireuen Aceh, kapten timnas Evan Diman dari  Surabaya, penyerang sayap Ilham Udin Armayn dari Ternate Maluku Utara dan Maldini Pali dari Sulawesi Barat, hingga Yabes Roni Malaifani dari Alor Nusa Tenggara Timur. Totalitas yang tidak terbayangkan dalam membangun sebuah “The Dream Team”.
Kesungguhan  Indra Sjafri  dalam membangun tim ini patut sekali kita apresiasi, jarang sekali kita mendengar ada sosok pelatih yang masih tetap melatih dengan sungguh – sungguh ketika haknya sebagai pelatih belum dibayarkan, bekerja tanpa ada kejelasan kontrak, pemecatan yang selalu menghantui setiap saat, dan tidak jarang pula Ia harus merogoh kocek sendiri untuk memenuhi keperluan dalam hal blusukan  keseluruh pelosok Indonesia yang luas ini. Tetapi Indra Sjafri adalah sosok pelatih yang selalu mengedepankan pemikiran Positif sehingga ia tetap melatih selagi masih ada waktu dan kesempatan, maka Ia akan lakukanlah yang terbaik, adapun hasilnya Ia serahkan sepenuhnya kepada Tuhan, karena Tuhanlah yang maha berkehendak (Tawakal). Bisa terbayangkan oleh kita semua bagaimana sosok keluarga Indra Sjafri ini terutama istri beliau ini,  tentulah ia juga adalah sosok yang bersahaja dan tidak suka neko-neko, demi “tugas negara” ini , maka beliau mengiklaskan dan  mendukung  1000 % setiap apapun yang di lakukan oleh suaminya, dan sudah barang tentu juga dengan resiko-resiko ketika suaminya tidak membawa pulang gaji, maka  berpandai – pandailah keluarga ini dalam mencari pemasukan lain agar asap dapur masih juga bisa ngebul, sesuatu yang patut kita pikirkan, bagaimana dengan kita, bisa tidak  ya kita  seperti itu ?.
Dan Pelatih Indra sjafri telah membuktikan kepada kita semua bahwa apabila kita mengerjakan sesuatu dengan totalitas dan kesungguhan maka hasil yang kita dapatkan akan sepadan dengan apa yang kita korbankan , ketika beliau diberikan kepercayaan melatih, maka  kepada anak didiknya di tanamkan agar membuang jauh – jauh rasa merasa minder terhadap bangsa lain, menanamkan sikap tidak ada yang perlu ditakuti kecuali orang tua dan Tuhan. Maka menularlah ilmu tersebut kepada anak didiknya dilapangan , jelas- jelas  kita melihat anak – anak muda berseragam merah putih itu sedikit pun tak gentar menghadapi lawan – lawannya, meskipun itu tim ksatria taeguk dari Korea selatan yang dalam pikiran orang kebanyakan berada satu level di atas kita. Maka kita bersiap – siap melihat sosok – sosok anak muda pemberani di atas lapangan, ekpresi wajah – wajah yang tegak, dan  sikap kerendahan hati yan selalu dijaga walapun dalam hal melakukan selebrasi  merayakan gol dan kemenangan, Stamina yang prima, patriotisme yang berapi – api, dan perjuangan yang militan tanpa kenal ampun. (GD).
foto diambil dari : www.antaranews.com
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan pesan disini,..!